• About
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact
  • Sitemaps
Inulwara
  • Home
  • Guru
    • Administrasi
    • Sertifikasi
    • NUPTK
  • Siswa
    • NISN
    • PPDB
    • Kelas 6 SD
  • Sekolah
    • Dana BOS
    • Dapodik
    • Padamu Siap
    • SIM GPO (PKB)
  • Referensi
    • Edukasi
    • Tips & Trik
  • Berita
    • Lomba
    • Kepegawaian
  • Aplikasi
  • Home
  • Administrasi
  • Sertifikasi
  • NUPTK
  • NISN
  • PPDB
  • Kelas 6 SD
  • Dana BOS
  • Dapodik
  • Padamu Siap
  • SIM GPO (PKB)
  • Edukasi
  • Tips & Trik
  • Lomba
  • Kepegawaian
  • Aplikasi
Home  ›  Edukasi & Referensi

Mengenal Lebih Jauh tentang Ragam Bahasa Indonesia

d'Blogger
Add Comment
Edukasi & Referensi
Monday, June 3, 2013
ragam bahasa indonesia
inulwara.blogspot.com
Bahasa Indonesia digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat komunikasi untuk berbagai keperluan. Jika kita perhatikan pemakaian bahasa Indonesia di dalam masyarakat sangat bervariasi. Variasi ini terdapat pada bunyi bahasa, intonasi, morfologi, pilihan kata ataupun istilah, dan jenis serta bentuk kalimat. Variasi pemakaian bahasa Indonesia ini oleh kelompok masyarakat disebut ragam bahasa. Berikut ini ada beberapa macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai sudut.

Ragam Bahasa Ditinjau dari Penutur dan Pemakaian Bahasa

Ragam bahasa dapat ditinjau dari segi penutur bahasa dan pemakai  bahasa. Ragam bahasa berdasarkan penutur bahasa dapat pula ditinjau dari segi daerah (dialek), pendidikan ( misalnya orang yang terpelajar dengan orang yang tidak terpelajar), dan sikap penutur (memperhatiakan lawan bicara yang setatus socialnya

tinggi atau orang yang lebih tua digunakan bahasa yang layak dan sopan). Ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya dibagi atas tingkat keresmian, bidang kegiatan, sarana, dan gangguan pencampuran. Setiap kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat resmi ada pula yang tidak bersifat resmi. Bahasa yang digunakan dalam kegiatan resmi haruslah ragam resmi pula yang disebut bahasa baku dan kegiatan yang tidak resmi digunakan ragam bahasa nonbaku. Ciri ragam baku ialah tingkat stabilitas yang tinggi tetapi luwes, intelektualisasi dan komunikatif. Ragam bahasa berdasarkan bidang kegiatan, misalnya agama, seni, sastra, ilmu murni, teknologi, dan lain-lain.

Ragam bahasa untuk kegiatan ilmu dan teknologi disebut juga ragam ilmiah. Perbedaan dalam ragam bahasa ini biasanya terdapat pada perbedaan pemakainan istilah. Ragam bahasa berdasarkan sarana adalah ragam lisan dan ragam tulisan. Kedua ragam ini berbeda dalam kelengkapan, kejelasan, dan kecermatan pengungkapan ide. Kalimat dalam ragam lisan sering ideunya tidak utuh. Walaupun demikian, ide tersebut tetap dapat dipahami karena dijelaskan oleh nada, mimik, gerak, serta situasi lingkungan pada waktu ide tersebut.diungkapkan. pada ragam tulis, kalimat Ragam Bahasa Indonesia, Tata Tulis Daftar Pustaka dan Kutipan yang digunakan biasanya padat, ringkas, cermat, dan fungsi gramatikalnya jelas. Oleh sebab itu, bentuk ragam tulis sering merupakan hasil suntingan beberapa kali.

Dalam pemakaian bahasa Indonesia sering terjadi pencampuran ragam bahasa. Gejala ragam pencampuran itu banyak muncul pada berbagai lapisan penutur Indonesia. Gejala ini juga terlihat dalam pemakaian bahasa Indonesia pada buku-buku, artikel dan karangan ilmiah lainnya. Adanya pencampuran ini pada tulisan-tulisan ilmiah tidak dapat dibiarkan karena selain menunjukkan ketidakdisiplinan dalam bahasa, dapat juga berakibat pada timbulnya salah penafsiran terhadap ide atau gagasan yang dikemukakan.

Ragam Bahasa untuk Kegiatan Ilmiah

Ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan ilmiah ialah ragam bahasa baku dan sekaligus ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah untuk menghindari salah tafsir baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatikan. Ditinjau dari segi penutur/pemakaian bahasa ragam ilmiah digunakan oleh kelompok masyarakat terpelajar yang cenderung memperhatikan pemakaian bahasa yang baik (sesuai dengan situasi dan tujuan) dan benar (sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku).

Ciri-Ciri Ragam Bahasa Ilmiah

  1. Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah pada bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukkan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
  2. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat dan hanya mengandung satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis. Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan menyusun struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
  3. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif) Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur kaidah bahasa, pilihan kata, dan ide yang diungkapkan merupakan satu kesatuan yang utuh. Kejelasan dan ketepatan pengungkapan ide sangat bergantung pada keutuhan ketiga unsur tersebut.

Gejala Penggunaan Bahasa Indonesia pada Karangan Ilmiah

Pada sebagian buku, artikel, dan karangan ilmiah lainnya seperti makalah, skripsi, atau tesis masih dijumpai penggunaan bahasa Indonesia yang kurang memadai. Kesalahan bahasa dijumpai pada berbagai aspek linguistik, baik ejaan (penulisan kata atau tanda baca), morfologi (aspek gramatikal dan leksikal), sintaksis (aspek gramatikal dan sintaksis), ataupun paragraf. Gejala kesalahan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan ilmiah harus diatasi.

Sesuai dengan gagasan yang diungkapkan dalam suatu karangan ilmiah yaitu benar, lugas, dan sistematis. Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang diajarkan sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik. Oleh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya,  bahasa Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan33 Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Indonesia, Tata Tulis Daftar Pustaka dan Kutipan memperoleh dampak pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi maju.

Hal itu merupakan kondisi yang memungkinkan bahasa Indonesia memperkaya konsep-konsep keilmuan dan istilah baru yang belum terdapat dalam khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya dan teknologi akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), termasuk bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia sekaligus berperan sebagai sarana berpikir kritis dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEKS (Sunaryo, 1993). Tanpa adanya bahasa, termasuk bahasa Indonesia dengan fungsi-fungsi tersebut, IPTEKS tidak akan tumbuh dan berkembang.

Tata Kalimat: Kalimat Efektif

Seperti sudah Anda ketahui bahwa kalimat efektif dalam tulis-menulis/ mengarang sangatlah diperlukan. Oleh karena itu, Anda diharapkan untuk mempelajari kalimat efektif dengan sebaik-baiknya. Sebuah kalimat dinyatakan efektif jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
  • Kalimat harus mempunyai subjek (S) dan predikat (P) dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan (preposisi) di, dalam, ke, dari, untuk, pada, bagi, mengenai, menurut, tentang sebelum subjek.
Contoh:
  1. Dalam sinetron itu menceritan penderitaan seorang anak. (salah)
  2. Sinetron itu menceritan penderitaan seorang anak. (benar)
  • Kalimat tidak boleh mempunyai subjek (S) ganda yang dapat menimbulkan kesalahan penafsiran.
Contoh:
  1. Pekerjaan itu Ayah tidak cocok. (salah)
  2. Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok. (benar)
  • Pada kalimat tunggal tidak boleh menggunakan kata penghubung (konjungsi) intrakalimat.
Contoh:
  1. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Tapi Rasulullah Saw. masih tetap di Mekkah. (salah)
  2. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah, tetapi Rasulullah Saw. masih tetapdi  Mekkah. (benar)
  3. Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Akan tetapi Rasulullah Saw. masih tetap di Mekkah. (benar)
  • Predikat kalimat tidak didahului kata yang.
Contoh:
  1. Anak itu yang berasal dari Bogor. (salah)
  2. Anak itu berasal dari Bogor. (benar)
  • Penggunaan subjek tidak boleh diulang-ulang. Pengulangan subjek pada anak kalimat perlu dihindari.34 Ragam Bahasa Indonesia, Tata Tulis Daftar Pustaka dan Kutipan Bahasa Indonesia
Contoh:
  1. Setelah saya belajar, saya tidur. (salah)
  2. Setelah belajar, saya tidur. (benar)
  • Penggunaan kata yang sinonim dalam satu kalimat perlu dihindari.
Contoh:
  1. Sejak dari pagi dia berada di Kampus. (salah)
  2. Sejak  pagi dia berada di Kampus. (benar)
  3. Dari pagi dia berada di Kampus. (benar)
  • Penggunaan unsur pembentuk kalimat harus memiliki kesamaan (keparalelan).
Contoh:
  1. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (salah)
  2. Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku. (benar)
  3. Kegiatannya meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (benar)
  • Kalimat yang digunakan harus padu, yaitu kalimat mempergunakan pola “aspek + agen + verbal” secara tertib dan menghindarkan penyisipan sebuah kata di antara predikat dan objek.
Contoh:
  1. Surat itu saya sudah baca. (salah)
  2. Surat itu sudah saya baca. (benar)
  3. Mereka membicarakan daripada rakyat Indonesia. (salah)
  4. Mereka membicarakan rakyat Indonesia. (benar)
  5. Makalah ini membahas tentang desain interior. (salah)
  6. Makalah ini membahas desain interior. (benar)
  • Kalimat yang digunakan harus logis, yaitu ide kalimat dapat diterima oleh akal.
Contoh:
  1. Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis)
  2. Bapak Rektor kami persilakan. (logis)
Bagikan Post

Artikel Terkait

0 Response to "Mengenal Lebih Jauh tentang Ragam Bahasa Indonesia"

Jika ada yang perlu didiskusikan, mari sama-sama kita cari solusinya. Berkomentarlah dengan bahasa yang bijak, hindari bullying, hate speech, dan kata-kata tercela lainnya.

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Featured Post

Inilah Dokumen LPJ BOSP 2025 yang Harus Disiapkan Bendahara sebagai Laporan!

Baik sekolah negeri maupun swasta diwajibkan untuk melaporkan dokumen LPJ BOSP sekolahnya. Pelaporan ini tentu menjadi tugas pokok seorang g...

Popular Posts

  • Begini Cara Menghitung Target Kurikulum, Daya Serap, dan Taraf Serap dengan Mudah!
    Target Kurikulum (TK), Daya Serap (DS), dan Taraf Serap (TS) biasanya dilaporkan kepada kepala sekolah bersamaan saat pelaporan hasil akhir ...
  • Inilah Dokumen LPJ BOSP 2025 yang Harus Disiapkan Bendahara sebagai Laporan!
    Baik sekolah negeri maupun swasta diwajibkan untuk melaporkan dokumen LPJ BOSP sekolahnya. Pelaporan ini tentu menjadi tugas pokok seorang g...
  • Mengenal Lebih Jauh tentang KKG, KKKS, KKPS, dan PKG
    inulwara.blogspot.com Sebagai seorang guru, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah/singkatan KKG, KKKS, KKPS, atau PKG. Ya,...
  • Tips Mengerjakan Survei Lingkungan Belajar Kemdikbud Biar Gak Sia-sia
    Survei Lingkungan Belajar bertujuan memotret berbagai aspek yang terkait dengan lingkungan belajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidi...
  • Model-model Pembelajaran Terpadu
    inulwara.blogspot.com MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Robin Fogarty (1991) dalam bukunya yang berjudul How to Integrate the Curricu...
  • Tugas Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
    inulwara.blogspot.com Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Pasal 1 ayat 1 menyatakan:  Guru adalah pendidik profes...
  • Penunjukan Pejabat Plh dan Plt menurut Surat Edaran Kepala BKN Terbaru
    Dalam Surat Edaran Kepala BKN Nomor 2/SE/VII/2019 tertanggal 30 Juli tahun 2019 tentang Kewenangan Pelaksana Harian Dan Pelaksana Tugas Da...
Back
Copyright © 2024 Inulwara - All Rights Reserved Improved by Inulwara