|
inulwara.blogspot.com |
Banyaknya tugas administrasi guru yang harus diselesaikan menyebabkan waktu untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik menjadi tersita bahkan terbengkalai. Hal itu bukan tanpa dasar tapi sudah menjadi hal yang lumrah jika seorang guru yang seyogyanya berada di kelas untuk membina, membimbing, mengajar, dan memberikan pendidikan kepada anak didiknya kadang-kadang harus tersela oleh banyaknya tugas administrasi yang menuntut mereka.
Membuat program pembelajaran, RPP, analisis evaluasi, remedial atau pengayaan adalah beberapa jenis tugas wajib guru yang harus dipenuhi selain tugas sebagai pendidik. Belum lagi ditambah usulan tentang peningkatan karier, jabatan, atau pangkat golongan yang semua itu memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk menyelesaikannya. Saat ini juga berlaku sistem penarikan data secara online yang dilakukan oleh pemerintah. Tentunya, apakah itu Dapodik, SIM GPO PKB, Simpatika, Absen Online, PMP, adalah beberapa jenis administrasi yang juga turut menyita waktu pembelajaran di sekolah. Masih mending untuk guru-guru yang masih usia produktif, bagaimana dengan para guru yang sudah "tua" yang GAPTEK-nya minta ampun???
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat maupun pemerhati pendidikan merasa miris dan prihatin. Tak terkecuali, tidak sedikit para guru yang juga merasa terbebani dengan kebijakan ini, terlebih untuk guru-guru "tua" yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun.
Rasa prihatin dan empati yang ditunjukkan ternyata tidak hanya sekedar basa-basi saja seperti di warung kopi. Ada yang menuangkannya dalam bentuk puisi sebagai rasa keprihatinan mereka atas kondisi yang sedang dialami para guru maupun pendidik. Puisi ini menjadi viral di grup-grup messenger seperti Whatsapp dan Telegram. Isi yang terkandung di dalam puisi ini sangat menohok sekali dan sepertinya mewakili perasaan banyak orang atas kondisi pendidikan kita sekarang. Berikut isi puisinya:
Derita Guru Ku
Hari ini latihan soal, Nak! Soalnya lima buah Pilihan Ganda Jangan ribut Bapak di perpustakaan Menghitung Angka Kredit Sudah delapan tahun Bapak tidak naik pangkat Itu ucapan Pak Umar guru matematika ku Pada jam pertama
Hari ini kalian baca cerpen, Nak! Kalian ke perpustakaan Jangan ribut Jangan berulah Ibu di ruang komputer Ada tugas Daring Yang bikin kepala pusing Itu ucapan Bu Nining Guru bahasa Indonesia ku Pada jam ketiga
Hari ini buka buku kalian, Nak! kerjakan halaman empat puluh Bapak di ruang guru Besok harus UKG Doakan agar Bapak lulus Itu ucapan Pak Ramzi Guru IPS ku Pada jam ke enam
Saat Istirahat, Pak Hamid Guru Agama ku Berpesan agar kami mengerjakan soal latihan di bab 3 setelah selesai jamaah dzuhur nanti, Lalu Terburu-buru ke parkiran... Katanya mau ngurus SIMPATIKA di kemenag sebelum admin keluar kota...
Guru Ku.... Kami butuh belajar butuh cerita hidup Mu Kisah nyata Mu Perjuangan Mu Agar kelak kami bisa melewatinya Tanpa cela
Pak Menteri Beri kenyamanan Beri penghargaan Untuk guru kami Jangan buat mereka susah Hentikan angka kredit Daring UKG Kami jamin Guru kami guru profesional
Special for : my teacher's
( *Sharing Guru & Pesdik* )
Isi yang terkandung di dalamnya menggambarkan betapa banyaknya tugas administrasi guru yang harus mereka selesaikan hingga harus mengorbankan tugas pokoknya sebagai pengajar. Tentunya, kita hanya berharap pemangku kebijakan dapat memahami keadaan ini agar tidak serta merta menyalahkan guru ketika dia tak bisa memberikan pendidikan secara optimal.
Mudah-mudahan guru yang profesional itu tidak dinilai berdasarkan tertibnya administrasinya melainkan kualitas peserta didik yang dihasilkannya. Silakan bagikan jika informasi ini bermafaat.